Pages

Thursday, January 6, 2011

Surat modern

Dewasa ini, komunikasi melalui email mungkin bukan lagi sesuatu yang aneh bagi banyak perusahaan. Penggunaan email sudah sangat lumrah karena murah dan efisien. Penggunaan email dapat mengeliminasi berbagai pemborosan, baik untuk komunikasi internal perusahaan maupun komunikasi dengan pihak luar perusahaan. Meski sudah sedemikian lumrah dan populer, sayangnya cukup banyak perusahaan yang menggunakan email namun belum mengelolanya secara baik agar bisa meningkatkan branding perusahaan.
Cukup banyak perusahaan yang masih menggunakan email-email dengan nama domain gratis maupun menggunakan account email langganan yang disediakan oleh pihak ISP. Tentu tak ada yang salah dari penggunaan semacam ini namun akan lebih baik jika perusahaan mempertimbangkan account email yang menggunakan nama domain yang dimiliki dan mencerminkan identitas perusahaan.
Email dengan nama domain yang sesuai dengan nama dan identitas perusahaan akan meningkatkan nilai dari corporate branding, karena :
  • Meningkatkan Promosi Nama & Merk. Dari sisi merk dan identitas, penggunaan nama domain resmi akan jauh lebih berharga dan lebih memperkuat citra perusahaan. Silakan bandingkan sisi branding dari account email hrd_pt_infokreasindo@yahoo.com dengan hrd@infokreasindo.co.id. Mana yang lebih kuat dan lebih dipercaya ? Pokok masalahnya memang bukan pada penggunaan layanan email gratisan melainkan dari sisi kepercayaan antar pihak yang saling berkomunikasi
  • Mencegah penyalahgunaan. Banyak email penipuan yang mengatas namakan perusahaan tertentu. Misalnya, hrd_pt_unilever@gmail.com, bisa saja digunakan oleh penipu yang bertindak seolah-olah sebagai bagian dari HRD PT. Unilever padahal bukan. Banyaknya email palsu dan scam yang berpura-pura berasal dari bagian HRD suatu perusahaan tertentu karena banyaknya tenaga kerja yang mencari informasi lowongan kerja. Jika tidak hati-hati, perusahaan mendapat image yang kurang baik gara-gara para penipu yang mengatasnamakan suatu alamat email tertentu
  • Kemudahan Penanganan & Backup. Email resmi yang dikelola oleh perusahaan jauh lebih mudah penanganannya. Kalau ada email tidak sampai, atau ada email yang bermasalah, kita dapat dengan mudah menelusurinya. Kita juga dapat dengan mudah menambah account dan menambah feature (anti spam, anti virus, task management dll) tanpa harus mengeluarkan biaya tambahan.
  • Meningkatkan mobilitas. Email yang dikelola sendiri dapat dibuat menggunakan IP Publik sehingga dapat diakses dari luar kantor.
Meski ada banyak keunggulan komparatif penggunaan domain dan email dengan nama sendiri, masih banyak perusahaan yang belum mengaplikasikannya dengan berbagai alasan dan penyebab, antara lain :
  1. Takut Mahal. Setup email dan domain dianggap sebagai pekerjaan yang membutuhkan biaya & investasi yang mahal, padahal ini adalah kesimpulan yang salah. Nama domain yang bisa kita pilih sendiri hanya berkisar antara Rp. 100-200 ribu rupiah untuk masa sewa selama 1 tahun. Email bisa disimpan menggunakan fasilitas Google Apps dengan biaya nol rupiah (maksimum 50 account email masing-masing berkapasitas 7GB). Bisa juga nama domain dipadukan dengan kapasitas hosting untuk website. Secara hitung-hitung kasar, biaya investasi bisa dilakukan dengan hanya biaya sebesar 500 ribu s/d 1 juta rupiah. Biaya tersebut digunakan untuk sewa 1 tahun yang artinya biaya per bulan hanya 50-100 ribu rupiah
  2. Takut Repot Mengelolanya. Ini juga asumsi yang salah. Setup email dengan nama domain pilihan mudah sekali dan tidak memerlukan 1 orang staff IT khusus untuk mengaplikasikannya
  3. Belum Tahu. Alasan ini terdengar absurd namun memang banyak dijumpai. Selama ini banyak perusahaan yang mengeluarkan biaya besar untuk email dan menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa meski sebenarnya biaya tersebut masih bisa dikurangi
Pada dasarnya, penggunaan domain dan email dengan nama pilihan sendiri bukan hanya diperuntukkan untuk lingkungan perusahaan. Email dengan nama domain dan alamat sendiri bisa juga digunakan sebagai personal branding. Jika kita seorang wirausahawan, kita bisa meningkatkan port folio yang kita miliki dengan menggunakan fasilitas domain dan email yang unik dan istimewa.

Cara daftar kompasiana

Tutorial ini merupakan bagian dari serial Tutorial Kompasiana yang memberi panduan tahap demi tahap dalam beraktifitas dan berinteraksi di Kompasiana. Mulai dari cara registrasi, cara menayangkan (publish) tulisan sampai cara menayangkan video dan memilih nama pena. Untuk melihat semua tutorial, klik tag Tutorial Kompasiana yang ada di bawah tulisan. Seluruh materi tutorial ini nantinya akan dikumpulkan sebagai arsip di menu Tutorial.
*****
Berbeda dengan versi sebelumnya, Kompasiana Baru memberlakukan sistem tertutup untuk semua fitur dan layanannya. Artinya, hanya pengguna internet (user) terdaftar yang bisa beraktifitas dan berinteraksi di sini. Sepanjang belum mendaftar, Anda hanya dapat membaca konten yang ditayangkan oleh para Kompasianer tanpa bisa memberi komentar, memberi nilai apalagi menayangkan (publish) tulisan baru.
Bergabung di Kompasiana sangat mudah. Semudah membuat email atau membuat blog pada umumnya. Sebelum mendaftar, pastikan Anda telah memiliki satu akun (account) atau alamat email yang akan digunakan untuk mendaftar. Bila Anda memiliki banyak akun email, tentukan satu email saja, lalu pastikan email ini masih aktif dan Anda masih bisa membukanya dengan kata kunci (password) rahasia yang Anda miliki.
Hal ini penting, karena semua aktifitas Anda di Kompasiana akan selalu terhubung dengan email tersebut, antara lain untuk keperluan notifikasi aktifitas di Kompasiana. Bahkan saat akan masuk (login) di Kompasiana sekalipun, yang harus Anda masukkan adalah alamat email yang digunakan pada saat mendaftar, diikuti kata kunci yang Anda buat ketika mendaftar.
Bila email sudah tersedia, silakan klik tombol Registrasi yang ada sudut kanan atas Kompasiana seperti terlihat di gambar bertanda merah berikut:
Setelah Anda klik tombol Register, Anda segera berada di halaman registrasi KOMPAS.com seperti terlihat di gambar berikut:
Perlu Anda ketahui, bahwa KOMPAS.com menerapkan sistem Single Sign In untuk fasilitas dan layanan yang dimiliki KOMPAS.com. Cukup dengan memiliki satu akun (ID), Anda bisa menikmati semua fasilitas dan layanan seperti Kompasiana, KOMPAS Forum, KOMPAS ePaper dan KOMPAS Jobs.
Bila sebelumnya Anda sudah pernah mendaftar di salah satu layanan KOMPAS.com, Anda sudah bisa masuk ke Kompasiana atau klik tombol Login seperti terlihat di gambar bertanda merah di atas. Bila belum pernah, lanjutkan proses registrasi dengan mengisi data-data yang diminta.
Masukkan identitas asli Anda, yaitu Nama Depan dan Nama Belakang sesuai kartu identitas yang berlaku, alamat Email dan Password yang nantinya akan digunakan untuk masuk ke Kompasiana (dan layanan KOMPAS.com lainnya). Lalu akhiri proses pendaftaran dengan memasukkan kode verifikasi di kotak yang tersedia, kemudian klik tombol Buat Kompas ID.
Selesai.
Tak lama kemudian, sistem akan mengirimkan tautan (link) konfirmasi ke alamat email Anda.
Untuk mengoonfirmasikan pendaftaran yang baru Anda lakukan, segera buka email Anda (ingat, yang dimaksud adalah email yang Anda gunakan untuk registrasi). Periksa apakah email dari Kompas Accounts sudah masuk atau belum. Bila belum, periksa juga di folder Spam karena biasanya email konfirmasi masuk ke folder tersebut.
Setelah itu, klik tautan yang ada di dalam email tersebut. Anda lalu langsung dibawa ke halaman Activate Account seperti terlihat di gambar berikut:
Di halaman ini, Anda bisa membuat satu akun Kompasiana yang terpisah dari akun KOMPAS.com dengan mengklik link yang tersedia. Atau demi kepraktisan, Anda bisa langsung memasukkan nama pengguna (username), mengisi info singkat tentang diri Anda dan memasukkan foto diri di kotak-kotak yang tersedia:
  • Username URL. Nama pengguna berfungsi sebagai alamat blog atau alamat Halaman Profil. Tentukan satu alamat blog yang Anda inginkan, lalu klik tulisan Cek Username URL untuk mengetahui apakah nama tersebut masih tersedia (available) atau sudah digunakan oleh orang lain. Kalau nama tersebut tidak tersedia, Anda akan diminta memilih beberapa pilihan atau memasukkan nama baru. Nantinya alamat blog Anda di Kompasiana akan menjadi http://www.kompasiana.com/namamu. Ingat, alamat blog ini hanya bisa diedit sekali, setelah itu menjadi permanen.
  • Last Name. Kotak ini akan muncul jika Anda lupa memasukkan nama belakang.
  • Biographical Info. Tuliskan sekelumit tentang diri Anda secara singkat dan padat. Informasi ini akan muncul di Halaman Profil.
  • Photo. Masukkan foto dirimu dengan mengklik button Choose File. Foto akan tampil di Halaman Profil dan di setiap Tulisan dan Komentar yang Anda buat. Ingat, tanpa foto profil, tulisan Anda tidak bisa tampil sebagai Tulisan Utama (Headlines) Kompasiana.
Setelah semua data terisi, pastikan Anda membaca Ketentuan Penggunaan yang berlaku di Kompasiana. Kompasiana akan mengambil tindakan tegas terhadap setiap bentuk pelanggaran atau penyalahgunaan akun.
Dengan mengklik tombol di bagian bawah halaman ini, selesai sudah proses pendaftaran atau pembuatan akun Kompasiana, dan Anda pun langsung dibawa ke halaman depan Kompasiana seperti terlihat gambar berikut:
Selamat. Sekarang Anda resmi terhubung di Kompasiana bersama puluhan ribu Kompasiner lainnya….
url gue : www.kompasiana.com/galsu

Jepang anti facebook

Sebuah penelitian terhadap mobile usage di dua negara dan satu kawasan menunjukkan bahwa pengguna Jepang merupakan pengguna yang paling banyak terkoneksi dibandingkan dengan pengguna di Amerika Serikat dan Uni Eropa.  Penelitian yang dilakukan di Jepang, Uni Eropa dan Amerika Serikat tersebut menghasilkan bahwa orang Jepang sebesar 75,2% menggunakan connected media untuk melakukan browsing, mengakses aplikasi dan men-download konten yang ada di internet. Angka ini cukup jauh dibandingkan dengan Uni Eropa yang hanya sebesar 38,5% dan Amerika Serikat yang sebesar 43,7%. Connected Media bisa diartikan sebagai media atau perangkat yang bisa menghubungkan seseorang dengan dunia internet. Penelitian ini memformulasikan berbagai dimensi dalam mobile usage seperti konsumsi konten, perbandingan demografi dan merek media sosial yang paling digemari.
Penelitian tersebut juga menyebutkan beberapa perilaku lain pengguna mobile internet seperti menggunakan browser untuk menjelajah internet, menggunakan SMS, mengambil foto, menggunakan email untuk personal maupun bekerja, menonton TV, bermain game, mengambil video dan lain-lain. Layak untuk didalami bahwa pengguna mobile internet di Jepang sebagian besar memenangi atau memperoleh persentase tertinggi dalam setiap perilaku mobile internet tersebut. Yang paling mencolok adalah menggunakan browser sebesar 59,3%, menggunakan email 54%, mengambil foto 63%, dan menggunakan aplikasi sebesar 42%.
Angka penggunaan browser dan perilaku mobile internet lainnya yang tinggi di Jepang mungkin dipengaruhi oleh saluran internet yang sangat kencang. Seperti pernah saya tulis di tulisan sebelumnya sebuah laporan menyatakan bahwa pada suatu pengujian yang dilakukan di kota Tokyo kecepatan koneksi internet  di ruangan hotel yang diberikan secara gratis, mencapai 8,32 Mbps untuk transfer data untuk download. Adapun untuk upload 9,20 Mbps, sangat jauh di atas standar kecepatan 3,5 G yang berada di up to 3,6 Mbps. Pengujian yang sama yang dilakukan di daerah luar kota dan dekat dengan Gunung Fuji juga memberikan hasil yang kurang lebih sama, yaitu download menunjukkan 10,01 Mbps dan untuk upload 9,36 Mbps. Dengan kecepatan sebesar itu, masih menurut laporan yang sama untuk download atau mengunduh file mp3 sebesar 5 MB hanya dibutuhkan waktu sekitar 4 detik. Untuk unduh klip video 35 MB, waktu yang dibutuhkan hanya 11 detik. Jika ingin mengunduh data film sebesar 800 MB, maka hanya dibutuhkan waktu kira-kita 11 menit.
Pada dasarnya tentu tidak hanya di Jepang saja saluran internet mobile yang kencang. Di negara maju seperti AS dan Uni Eropa pada umumnya saluran internet mobile berada pada kualitas yang sangat baik.  Namun kalau kita lihat hasil penelitian tersebut, ternyata di antara negara yang sangat bagus koneksi internetnya tersebut, pengguna internet mobil di Jepang menjadi pengguna yang paling banyak mengakses internet via perangkat bergerak.
1294115160160263075
Pengguna internet di Jepang kurang menyukai Facebook, sumber: http://www.comscoredatamine.com
Laporan yang dilansir oleh Comscore.com ini juga menunjukkan perilaku orang Jepang yang tidak larut dengan kemajuan Facebook atau tidak ikut-ikutan memasuki Facebook.  Di negara AS,  media sosial, chat atau blog yang paling banyak diminati berturut-turut adalah Facebook, MySpace, You Tube, dan Twitter, sedangkan di Uni Eropa berturut-turut adalah Facebook, You Tube, Windows Live, dan Twitter. Di Jepang hanya Twitter yang bisa menembus di posisi ketiga sebagai brand media sosial, chat dan blog yang paling laku. Posisi pertama dan kedua ditempati oleh Mixi dan Gree, sedangkan posisi keempat ditempati oleh Mobage Town.
Patut kita lihat keberhasilan Mixi menjadi yang terdepan dalam media sosial di Jepang. Menurut Wikipedia situs yang beralamat di mixi.co.jp ini memiliki pengguna per bulan Mei 2008 lebih dari 10 juta orang. Situs yang didirikan oleh Kenji Kasahara ini fokusnya hampir sama dengan Facebook, yaitu sebagai media sosial yang berperan dalam mempertemukan seseorang dengan orang lain, teman atau keluarga.
Dibandingkan dengan Facebook yang memiliki active users lebih dari 500 juta, keberadaan Mixi memang inferior. Akan tetapi patut kita hargai karena orang Jepang lebih suka jejaring sosial yang dibuat oleh orang Jepang sendiri dan berada di Jepang. Kecintaan terhadap produk dalam negeri ini yang mungkin menyebabkan mengapa Mixi bisa mengalahkan Facebook di pasar Jepang, selain memang Mixi pada dasarnya disajikan dalam bahasa utama, yaitu Jepang. Namun kalau kita lihat bahwa Facebook juga tersedia dalam bahasa Jepang, tentu pemilihan terhadap Mixi bukanlah sesuatu tanpa alasan yang penting. Hal yang penting lagi, ternyata Facebook berada di luar empat besar situs sosial media, chat atau blog  yang paling digemari di Jepang. Hal ini tentu jauh berbeda dengan di Indonesia, di mana berdasarkan rank Alexa Facebook berada di peringkat pertama yang berarti Facebook menjadi media sosial yang paling penting dan paling laku di Indonesia.