Pages

Thursday, January 6, 2011

Cara Mempercepat Mozilla Firefox

Terkadang kita merasa lama sekali membuka internet menggunakan mozilla firefox. Berikut ini adalah beberapa tips untuk mempercepat koneksi internet anda:
1. Klik ke Start -> Run, lalu ketik gpedit.msc , masuk ke Administrative Templates -> Network -> Qos Packet Scheduler. Lalu double-click Limit Reservable Bandwith dan buat jadi Enabled, masukkan bandwith limit yang tadinya 20 menjadi 0, lalu OK.
2. Pada mozilla firefox, ketik di Addressnya about:config ,lalu masuk ke dalam suatu list registry. Setting pada list registry tersebut dengan men-double-click kata yang sesuai dengan di bawah ini, lalu ubah angkanya sesuai keterangan berikut:
network.http.max-connections: 48
network.http.max-connections-per-server: 24
network.http.max-persistent-connections-per-proxy: 12
network.http.max-persistent-connections-per-server: 6
network.http.pipelining: true
network.http.pipelining.maxrequests: 8
network.http.proxy.pipelining: true
Setelah itu klik kanan di mana saja (masih di list registry firefox), New – Integer, lalu ketiklah dengan nglayout.initialpaint.delay ,beri nilai 0.
restart mozilla firefox dan rasakan bedanya.  Selamat Mencoba

Monday, January 3, 2011

penjahat kompasiana

Akhir-akhir ini sangat susah masuk ke Kompasiana, kalau tidak salah sejak berlakunya fitures dan tampilan -yang katanya- lebih keren dan memudahkan akses dan kenyamanan anggotanya (sejak 1  Nopember 2010)  genaplah 2 bulan saya merasakan betapa susahnya mengakses Kompasiana.
Apa yang terbaca pada akses Kompasiana malam ini (3/1/2011) adalah :


Situs web mengalami galat saat mengambilhttp://www.kompasiana.com/galsu. Situs web mungkin sedang terganggu karena ada perawatan atau dikonfigurasi secara salah.


Galat HTTP 500 (Internal Server Error): An unexpected condition was encountered while the server was attempting to fulfill the request.



Berikut adalah saran kami:



Selidik punya selidik, ternyata keluhan ini bukan saja saya rasakan, beberapa kompasianers juga mengeluhkan hal ini, misalnya dari sebuah psotingan tanggal 2 Januari 2011 seorang kompasianer menulis tulisan 1001 kali megakses Kompasiana baru bisa berhasil.
Sebelumnya juga telah banyak pengalaman-pengalaman rekan-rekan yang mengeluhkan hal yang serupa. Bahkan diantara reka-rekan ada yang meminta agar Kompasiana kembali saja kepada tampilan awalnya yang tidak banyak “tedeng aling-aling” kecanggihan teknologi dan tampilannya.
Dulu (sebelum masuknya Nopember 2010) saat Kompasiana baru berusia 2 (dua) tahun mungkin tidak banyak kendalanya dalam dunia maya. Apakah routingnya yang saat itu belum dipersulit atau menjadi sulit atau karena volume pengaksesnya yang sudah terlalu banyak? Saya kira dugaan ini dapat ditepis mengingat pengakses Facebook saja tidak mengalami kendala yang berarti walau servernya dapat dikatagorikan server raksasa sekelas Yahoo atau Google.
Dugaan saya penyebab susahnya mengakses Kompasiana saat ini karna Kompasiana sudah terlalu banyak musuhnya. Hal ini disebabkan karena para penulis di Kompasiana lebih sering menyampaikan tulisan-tulisan yang bertendensi menyudutkan pihak lain terutama pemerintah atau badan swasta lainnya. Padah kita tahu bahwa Pemerintah atau unit usaha swasta kelas dunia yang sering disoroti itu memiliki kemampuan apa saja untuk menganggu atau mengacaukan sistem komunikasi sebuah situs atau blog milik masyarakat.
Kongkritnya, Kompasiana sedang di hack oleh hacker dari dalam negeri terutama oleh kelompok yang sering mendiskreditkan kelompok tersebut. Jika ini terjadi maka kebebasan menyuarakan pendapat melalui media kembali terbelengu dan terhalangi oleh sikap otoriter dan memberangus azas demokrasi yakni kebebasan menyampaikan pendapat dalam forum yang resmi.
Masalahnya, apakah kebebasan yang telah pernah kita rasakan agak terbuka beberapa saat yang lalu itu merupakan kebebasan yang menganut azas saling menghargai, menghormati dan memenuhi azas praduga tak bersalah? Bukankah dari tulisan di Kompasiana itu dapat membocorkan informasi kemana-mana merebak hingga ke seluruh dunia? Taruhlah informasi yang disampaikan itu benar. Jika tidak benar atau kurang benar? Siapa yang mau disalahkan?
Akhirnya kesalahan itu ditumpahkan ke Kompasiana. Maka tak heran, Kompasiana sekarang ini mirip PLN yang kadang mati mendadak lalu nyala kembali dan mati lagi berulang kali. Pyar-bet Kompasiana akhir-akhir ini sudah tidak terhitung lagi kejadiannya. Belum lagi tindakan memperbaiki server yang mendadak dapat dinilai sebagai adanya serangan Hecker dalam bentuk virus yang mengacau sistem informasi dari server Kompasiana.
Selain Kompasiana yang disalahkan, siapa lagi yang disalahkan? Tentunya adalah penulis-penulis yang dianggap vokal dan arogan dan tidak memiliki dasar-dasar metode jelas dan terukur serta kajian yang empiris dan terus menerus dianggap sebagai provokator bukan tak mungkin akunnya juga dapat diganggu alias dibobol sehingga tidak dapat meneruskan kembali beranjangsana ke Kompasiana secara leluasa.
Mudah-mudahan dugaan ini TIDAK BENAR, tapi mau tak mau saya harus menyampaikan analisa dan dugaan apa sebetulnya yang terjadi terhadap rumah sehat ini? Padahal -sekali lagi-  menyampaikan pendapat dalam bentuk tulisan dan lisan adalah kebebasan seseorang dalam dunia Demokrasi. Perkara ada yang lepas kontrol sekali-kali dalam tulisan yang bertendensi minor dan menyerang, saya kira seharusnya pihak-pihak yang  mendapat mendapat serangan dapat bersikap arif dan bijaksana karena mengacu kepada azas demokrasi tadi. Selain itu masyarakat juga sudah maklum dan mengerti jika penulisnya menyampaikan berita itu tidak berdasarkan data, fakta dan sebenarnya (hanya dugaan dan analisa dari sumber data yang telah duluan tersebar dan belum tentu kebenarannya).
Semoga tulisan ini mampu membuat kita sedikit hati-hati agar tidak lebih memberatkan Kompasiana sebagai sasaran kemarahan musuh-musuh yang semakin banyak mengerubungi Kompasiana saat ini. Apa yang dapat kita lakukan menolong Kompasiana adalah membantu Kompasiana dengan menyampaikan tulisan yang bertendensi menenteramkan, membuat adem dan memberi pencerahan dari sisi yang melegakan pihak-pihak yang  menjadi sasaran kemarahan tulisan kita selama ini.
Jika hal ini tidak dapat kita perhatikan, saya kuatir suatu saat Kompasiana akan tidak dapat diakses dengan leluasa lagi dan mungkin akan menjadi kenangan sebagai bahan cerita pengalaman kita masing-masing yang pernah merasakan ikut nimbrung secara aktif dalam blog Jurnalisme warga yang paling hebat dan pernah ada di tanah air. Oleh karena sesuatu hal yang sifatnya irasional emosioanal banyak pihak yang berkuasa dan memiliki kekuasaan terpaksa kita tidak berada lagi di dalamnya.
Pihak-pihak yang merasa telah disubordinatkan oleh Kompasianers melakukan serangan balik melalui teknologi informasi dengan mengacaukan sistem penyajian data Kompasiana.
Benarkah dugaan ini? Semoga tidak benar dan ada baiknya kita waspadai.
Salam Kompasiana
galsu keren

Pertempuran fb vs google

Usaha Facebook untuk menjadi situs yang paling banyak dikunjungi akhirnya berhasil diwujudkan di tahun 2010 ini. Setelah di tahun 2009 berhasil menjadi runner up, kini Facebook berhasil melampaui Google dalam hal Top Visited Websites di pasar Amerika Serikat. Hal ini dilansir oleh Experian Hitwise. Menurut situsnya Experian Hitwise adalah perusahaan informasi global terkemuka  yang memberikan layanan penyediaan data dan alat analisis untuk klien di lebih dari 65 negara. Perusahaan ini memiliki lebih dari 100.000 pelanggan dengan pendapatan tahunan hampir $ 4,0 miliar, Experian mempekerjakan sekitar 15.000 orang di seluruh dunia.
Menurut Hitwise, Facebook dikunjungi oleh 8,93% dari seluruh pengunjung internet antara bulan Januari 2010 sampai November 2010 di AS. Posisi kedua ditempati oleh Google yang meraih angka 7,19% dan ketiga ditempati oleh Yahoo! Mail sebesar 3,52%. Posisi Keempat dan kelima ditempati oleh Yahoo! dan You Tube. Namun bila kita kombinasikan antara Google sendiri dengan You Tube yang juga dimiliki oleh Google, posisi Facebook tetap berada di posisi kedua setelah Google.
Hitwise juga melansir search tems (kata kunci) yang paling sering dipakai untuk mencari di internet selama tahun 2010 lalu. Dan lagi-lagi kata kata facebook menempati posisi pertama. Hal ini makin menguatkan alasan mengapa Facebook menjadi situs paling banyak dikunjungi di tahun 2010. Posisi kedua ditempati oleh kata facebook login yang lagi-lagi berasosiasi dengan Facebook untuk menunjukkan login ke situs Facebook.
Apa kira-kira sebab bisa kalahnya Google oleh Facebook di tahun 2010 ini?
Sebuah kolom di CNN memberikan beberapa alasan yaitu sebagai berikut:
1. Kesatuan Identitas
Identitas yang kita gunakan untuk login ke Facebook dapat digunakan untuk login ke berbagai situs lainnya selain Facebook. Di internet saat ini  banyak sekali situs yang memberikan pilihan untuk masuk atau mendaftar dengan  memakai identitas Facebook.  Kesatuan identitas ini menjadikan Facebook sebagai database yang paling banyak menyimpan identitas saat ini, yaitu lebih dari 500 juta identitas yang sebagian besar adalah identitas resmi. Sebuah situs di bidang optimisasi sosial, Gigya bahkan mengklaim bahwa akun Facebook digunakan sebesar 46% untuk memasuki situs lainnya, bandingkan dengan Google yang hanya 17%.
2. Google Tidak Memiliki Media Sosial
Alasan yang kedua dan penting adalah karena Google memang tidak memiliki media sosial seperti Facebook. Ranah utama Google adalah mesin pencarian. Memang Google diprediksi akan melahirkan media sosial di tahun 2011 ini, yang kemungkinan dinamakan Google Buzz, namun rumor terakhir menyebutkan sepertinya usaha melahirkan media sosial versi Google ini tampaknya akan gagal di 2011 ini. Hal ini juga menunjukkan kompetensi Facebook yang memiliki kekuatan di media sosial, sebaliknya Google memiliki kelemahan di media sosial ini.
Namun perlu juga ditelaah lebih jauh, dalam mesin pencari Google masih sulit untuk ditandingi. Di tahun 2010 ini pun Google tetap merajai mesin pencari di internet. Namun sepertinya Facebook dengan database lebih dari 500 juta identitas sepertinya akan mulai menggunakan databasenya tersebut untuk menghasilkan hasil pencarian yang lebih personal. Anda sebagai pengguna Facebook dapat melihat di sisi kanan halaman Facebook anda untuk mencari teman anda, yang saya lihat sebagai usaha Facebook untuk menghasilkan pencarian yang lebih personal dibandingkan yang ditawarkan oleh Google.
CNN dalam kolomnya mengenai kemenangan Facebook terhadap Google tersebut juga mengkritisi bahwa kemenangan Facebook tersebut masih perlu dipertanyakan karena beberapa sebab.
Pertama, Hitwise dalam melakukan pendataan per situs, bukan per pemilik. Jika kita lihat Google dan You Tube masing-masing memiliki pengunjung 7,19% dan You Tube 2,65% yang jika dikombinasikan hasilnya tetap mengukuhkan Google sebagai situs yang paling banyak dikunjungi di tahun 2010 mengalahkan Facebook.
Kedua, Google memiliki keunggulan dalam mobile dan video yang tidak dimiliki oleh Facebook. Dalam statistik yang dikeluarkan oleh Hitwise, kemenangan Facebook diperoleh dari data  web. Saat ini dalam hal pemain mobile internet, Google dengan Android yang dimilikinya merupakan platform mobile internet yang paling spektakuler kemajuannya. Sementara di sisi lain Facebook tidak memiliki aplikasi untuk mengakses mobil internet seperti Google. Di bidang video atau berbagi video, Facebook tidak bisa mengalahkan Google karena Facebook tidak memiliki aplikasi atau situs seperti You Tube, di sini rajanya tetap Google, Facebook hampir-hampir bisa dikatakan tidak berkutik dalam hal ini.
Ketiga, kemenangan Facebook tetap bisa dipertanyakan karena hanya memenangi di sisi di mana Google sangat lemah yaitu media sosial. Saat ini keberhasilan perusahaan tidak hanya diukur pada satu sisi, tetapi banyak sisi. Bila kita lihat lagi sepanjang beberapa tahun terakhir, media sosial memang mengalami kemajuan yang sangat pesat sehingga menguntungkan Facebook. Namun di sisi lain Facebook hampir-hampir tidak berdaya dibandingkan Google, seperti mobile operating system, toko aplikasi dan lainnya dimana Google merajai.
Nah dari uraian di atas, secara Top Visited Websites, Facebook memang mengungguli Google, namun secara keseluruhan Google masih merupakan raja internet yang belum bisa dikalahkan.